Lurys.com: 2016

Laman

Rabu, 22 Juni 2016

Tak Seperti Sore Biasanya


Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampuh oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd

Sore itu seperti sore biasa, Mia pulang terlambat dari sekolahnya. Kegiatan ekstra kulikuler SMA banyak menyita waktunya akhir-akhir ini. Dia membuka pintu dengan lemas dan segera menuju dapur. Berharap segelas air putih, bisa meyejukkan tenggorokannya yang kering. Belum dia menyentuh ketel air yang berwarna biru itu, langkahnya terhenti. Dia melihat ibunya tertidur diatas sofa, di pojok ruang makan itu.tangan ibunya masih memegang celemek yang dia pakai jika memasak. Wajah ibunya yang dimakan usia tersirat hidupnya yang getir.
Setiap hari tanpa henti mengupas bumbu dapur lalu menjualnya kerumah makan. Harga yang didapat tidak pernah sebanding dengan keringat dan luka yang membekas dijarinya. Mata mia berkaca-kaca, dia mendekati ibunya lalu mencium keningnya. "ibu, aku pulang." sapa mia dengan lembut, lalu dia bermanja, memijat kaki ibunya perlahan. "ibu ketiduran ya?" beliau tersipu, lalu mengelus rambut anak perempuannya itu. "pindah kekamar bu, biar aku yang melanjutkan pekerjaan ibu" kata mia. "jangan, kau buat saja PR-mu. Ibu sudah tidak lelah lagi." Ibunya lalu berdiri. "ibu, aku saja." Mia merengek. Ibunya menggelengkan kepala. Jika dia diam artinya dia serius. Mia yang sedikit kecewa. Duduk di meja makan dan mengeluarkan bukunya. Ibunya tersenyum melihat anak perempuannya mulai belajar. Karena bagi dirinya ilmu adalah misteri. Dia tidak bisa membaca dan menulis. Karena itu dia mempunyai hasrat yang kuat, agar anaknya tidak bernasib seperti dirinya. Mia terkejut, teh hangat dan manis kini ada didepannya. Ibunya yang diam-diam membelakanginya ternyata membuatnya teh kesukaannya.
Sore itu masih seperti biasa sampai seorang lelaki mabuk datang dan berteriak-teriak.
"istriku, mana istriku yang ke tiga ini bersembunyi" lelaki itu berjalan oleng dan menjatuhkan beberapa keramik. "itu ayahmu, mia, kau masuklah kekamarmu. sembunyi" ibunya panik. Mia pun bereaksi refleks. Karena hal ini sudah dilakukannya sejak masih kecil. Mia duduk dipojok kamarnya, memeluk bantal, memejamkan mata tapi telinganya mencuri dengar.
"mana uang itu?,’’ kata ayah mia memaki ibunya. "ampun pak, uang itu untuk Mia sekolah. jangan pak" ibu Mia memelas. "diam, anak itu tidak perlu sekolah. Kau kawin kan saja dia." lalu terdengar suara tamparan yang keras. "jangan pak. Pukul saja aku sepuasmu, tapi jangan renggut masa depan Mia." ibunya memelas lagi. PRAAKKKKKK, suara pecahan kaca terhempas. Mia semakin mengerut. Lalu terdengar suara orang yang berlari. Tapi suara ibunya tak terdengar sama sekali.

Mia keluar kamar dengan tubuh gemetar, dia perlahan mendekati kamar ibunya. Gemetar tubuh Mia terhenti. Dia terhempas kelantai melihat tubuh ibunya. Darah mengalir dikepala ibunya.  Tubuhnya mulai basah karena darah. Tangan ibunya masih menggenggam beberapa helai uang ribuan. Uang yang akan menjanjikan masa depan Mia. Dia tertegun, orang yang paling dicintai dan disayangnya kini terbaring tak bernyawa. Seperti orang kehilangan jiwa Mia berjalan pelan menuju dapur. Diambilnya pisau yang masih tergeletak dilantai. Lalu dia berjalan pelan keluar rumahnya seperti tidak ada apa-apa. Didalam kepalanya saat ini. Hanya ada satu hal. Mengeluarkan hati ayahnya yang menurutnya tak pernah dipakai.

SESALKU

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd

Malam ini adalah malam tersulit yang Mika lalui, dimana dia harus memilih diantara kedua orang tuanya.‘’Mika sekarang kamu harus memilih ikut mama atau ikut papa?’’ Tanya mama dengan membentak.Mika tak dapat membuka mulutnya,ia hanya bisa terdiam membisu dengan deraiaan air mata. Ini adalah pilihan tersulit untuknya, ia tak mau kedua orang tuanya berpisah,yang dia inginkan ikut dengan mama papanya dalam satu keluarga yang utuh tanpa ada perpisahan seperti ini.‘’Mika mau ikut mama dan papa!!!!’’kata Mika dengan gemetar.Amarah mamanya semakin melunjak,papanya hanya terdiam.‘’ jika Mika tidak bisa memilih,maka mama anggap, Mika ikut papa!!!!’’kata mama kemudian.Mika terkejut, tak pernah terbayang dibenaknya bahwa mamanya akan berbicara seperti itu. Mama Mika segera menyeret koper-kopernya lalu pergi meninggalkan Mika yang menangis tersedu-sedu didekapan papanya.‘’jangan pergi ma…..!!!’’Hanya kata itu yang keluar dari bibir Mika. Papanya menahan Mika untuk mengejar mamanya. Mika hanya bisa memandangi mamanya yang mulai menjauh ditengah derasnya hujan hingga hilang diujung jalan.Dengan keras Mika melepas dekapan papanya.‘’ini semua gara-gara papa, seandainya saja papa tidak bisu mungkin mama gak akan ninggalin kita…..!!!’’ ujar Mika penuh dengan kemarahan kepada papanya,hingga tak sadar apa yang telah dia ucapkan sangat menyakitkan hati papanya.tetapi papa Mika tak dapat berbuat apa-apa, ingin marah tetapi apalah dikata semua itu tak mungkin dapat ia lakukan.
Sejak kejadian itu Mika berubah, dulu yang periang kini berubah menjadi pendiam.Hari- harinya tak pernah lepas dari amarah dan itu ia lampiaskan kepada papanya. tetapi papanya selalu menanggapi semua itu dengan senyuman dan hati yang sabar. Suara musik dance, lampu-lampu yang membuat pusing,bau minuman yang memabukkan, tempat yang penuh dengan kemaksiatan.kini telah menjadi sahabat Mika, sepulang sekolah Mika tidak digunakan untuk pulang melainkan pergi bersama teman-temanya.
Suatu malam papa Mika masih menunggu Mika meski jam menunjukkan pukul
00:00 WIB. Itu bukan waktu yang sepantasnya bagi seorang anak perempuan keluar rumah.
‘’Dari mana kamu Mika….????’’ Tanya papanya dengan bahasa isyarat.‘’jujur aku tidak suka diatur-atur, apalagi yang ngatur aku itu bisu!!!’’.kata Mika dengan mendorong tubuh papanya. Papanya hanya tersenyum, karna ia takut  akan kehilangan Mika.Malam berikutnya, papa Mika masih dengan setia menunggu Mika pulang meski terkadang kantuk tak dapat ia lawan. Sesaat kemudian Mika datang dengan diantar seorang cowok, yang jika dilihat dari penampilannya termasuk dari kalangan orang terpandang.‘’ jangan terlalu dekat dengan cowok dan kalau pulang jangan terlalu malam, nantihamil….!!’’kata papa Mika menjelaskan meski masih dengan bahasa isyarat. Namun Mika dapat memahaminya.‘’biarin hamil, biarin aku rusak, aku hancur kalau perlu mati sekalian.’’ujar Mika dengan membentak papanya.  Air mata berlinang dipelupuk mata papanya.Mika meninggalkan papanya dengan segera masuk ke kamarnya.‘’ya allah aku sangat ikhlas jika kau takdirkan aku bisu, hina dan bodoh,  tetapi aku mohon lindungi anakku, maafkan segala kekhilafannya…!!’’ doa papa Mika dalam hatinya.Seutas senyuman masih papa Mika kiaskan, meski begitu perih karna dicaci anaknya sendiri.
Malam-malam berikutnya masih sama dengan malam kemarin.Malam ini papa Mika menyiapkan makan malam yang spesial untuk Mika. Dengan sabarnya papa Mika menunggu hingga tiga jampun berlalu. Kemudian Mika datang dan langsung menyelonong masuk kamarnya, tanpa mempedulikan papanya yang telah menunggunya dari tadi hiangga perutnya terasa sangat lapar. Papa Mika mencoba untuk mengetuk pintu, namun tak ada jawaban,dan akhirnya dia putuskan untuk masuk saja karna pintunya yang tidak dikunci. Setelah membuka pintu betapa terkejutnya, dia mendapati anaknya telah berlumur darah pada pergelangan tangannya.Tanpa berpikir panjang lagi Mika dibawa kerumah sakit. Suster membawanya keruang ICU. ‘’saya mohon dokter..!! selamatkan anak saya dan berikan yang terbaik untuk anak saya…!!!’’kata papa Mika dengan isyarat.‘’baiklah pak akan kami usahakan……’’jawab dokter. 15 menit papa mika menunggu, dokterpun keluar dari ruang ICU, dan papa Mika langsung menanyakan keadaan anaknya.‘’bagai mana keadaan anak saya dok?????’’ kata ayah Mika denga isyarat.‘’Mika membutuhkan transfusi darah, karna luka gores pada pergelangan tangan  Mika  mengeluarkan banyak darah’’ ujar dokter menjelaskan kepada papa Mika.
Tanpa pikir panjang papa Mika menyuruh dokter untuk mengambil darahnya untuk didonorkan kepada Mika. Namun dokter tidak semudah itu menerima darah papa Mika. Maka dokter pun memeriksa kondisi papa Mika terlebih dahulu. Dan dokter mengatakan, memang darah papa Mika sama denga golongan darah Mika, namun tubuh papa Mika tidak memungkinkan untuk melakukan transfusi darah, karena itu bisa berbahaya bagi papa Mika sendiri. Akan tetapi papa Mika bersikukuh untuk mendonorkan darahnya untuk Mika. Meskipun nyawa taruhannya.
Tapi dokter tetap tidak memperbolehkannya, ‘’lebih baik aku yang mati dari pada aku harus kehilangan putriku …!!’’ ujar papa Mika dengan isyarat.Akhirnya dokter tidak bisa berbuat apa-apa, kemudian diambillah darah papa Mika dan ditransfusikan ketubuh Mika.
Beberapa hari kemudian Mika membuka matanya, dilihatnya sekeliling ruangan, namun ia tak menemukan papanya. yang ada hanyalah mamanya. ‘’ma…. Papa mana..???’’ kata Mika terbata- bata.Mamanya hanya bisa menangis, dan meminta maaf kepada Mika. Kini mereka menyesal atas apa yang telah mereka lakukan kepada seseoarang yang telah banyak memberikan kebahagiaan terhadap kehidupan mereka. Dan kini orang tersebut telah kembali kesisi tuhan-nya. 


SAHABAT SEJATI

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd

Mentari bersinar cerah, angin siang berhembus pelan seakan mendukung kecerahan suasana siang itu, dua sahabat terlihat bersantai di ruang depan. Fika membiarkan angin sore menerpa wajah ayunya. Sesekali ia melihat ke arah Roni yang duduk di sampingnya. Pandangannya lurus ke depan seakan memberi tahu kalau ia sedang menunggu seseorang. Fika sudah biasa dengan suasana seperti itu. Duduk santai berjam-jam dengan Roni, berselimut keheningan. ”kamu masih mikirin Rasti, Ron?” Fika mencoba menebak. Cowok itu sebentar memalingkan wajahnya ke arah Fika lalu kembali memandang lurus ke depan, ia berfikir tanpa di jawabpun Fika sudah tau jawabannya, ”aku ngerti kok Ron, tapi kamu jangan mikir Rasti terus, kamu pikirkan juga penyakitmu, kamu harus banyak istirahat” Fika mengingkan Roni ”aku tau Fika, aku sudah berusaha kok untuk melupakan Rasti”. Roni tersenyum tipis, ia tatap wajah Fika sahabatnya  sejak kecil itu. Mungkin kalau tanpa Fika yang selalu menemaninya, ia tak akan merasakan kebahagiaan hidup. ”Ron, udah sore aku pulang ya?”. Fika bangkit dari duduknya. ”dan ingat jangan mikirin Rasti terus nanti kesambet lho...”. Kata Fika yang diiringi tawa Roni. Setelah tubuh Fika hilang di balik pagar, Roni tersenyum sendiri mengingat kata – kata Fika tadi. Rasti… ya Rasti ! cewek cantik yang pernah mengisi hatinya dengan cinta, namun kini cewek itu telah pergi entah kemana, pergi tanpa sebab dan hanya meninggalkan kenangan di hati Roni.
            Dua hari berlalu tanpa terasa. Fika yang kini aktif kuliah pagi itu terlihat sibuk di kampus. Tiba – tiba HP nya berdering, ”halo... tante... Rumah sakit? baik tante” dengan cepat Fika membereskan buku – bukunya dan bergegas kerumah sakit menuju tempat dimana sahabatnya terbaring lemas. ”Ron, Roni.....bangun” panggil Fika namun badan itu terbujur lemas tanpa gerak. Fika memalingkan wajahnya kearah  wanita yang sehari tadi tak henti menghapus air matanya, ”apa kata Dokter tante?”tanya Fika. ”katanya tante harus segera menemuka donor ginjal” wanita itu kembali terisak, ”tapi kemana Fik?” wanita itu tetap terisak. Fika diam, ”kita pasti akan menemukan jalan keluar” fikir Fika. Gadis itu menarik nafas panjang kembali ia pandangi wajah Roni sahabatnya. Ingin Fika menangis dan berteriak, tapi ia tak akan melakukannya. Fika tak ingin menjadi cewek cengeng. Ia teringat kata – kata Roni waktu itu. ”Hidup ini perjuangan, hidup ini berani menghadapi tantangan”.
            Roni masih tetap terbaring lemas, sudah tiga hari tak ada tanda–tanda kemajuan kesehatan dalam tubuh cowok itu. Siang itu suasana sepi hanya mama Roni yang terlihat penuh kasih sayang menemani putranya. Tiba – tiba pintu terbuka, seorang suster muda masuk ” ibu keluarga pasien?” tanya suster itu ramah, ”iya saya mamanya sus” . ”Maaf, sekarang ibu di minta untuk ke ruang dokter, mari silahkan...” suster itu tersenyum. Mama Roni bangkit melangkah menuju ruang dokter. ”Ibu Imelda...” kata dokter itu setelah ia duduk berhadapan dengan mama Roni. ”Setelah sekian hari ternyata ada orang yang mau mendonorkan ginjalnya untuk putra ibu”. ”yang benar dok, tapi mana mungkin?.” kata mama Roni tak percaya ”awalnya saya juga ragu, tapi orang itu bersungguh – sungguah ingin mendonorkan ginjalnya untuk putra ibu dan saya sendiri tidak bisa apa-apa”.  Dokter menjelaskan pada mama Ronidan mama Roni bernafas lega, ingin rasanya Imelda bertemu dengan malaikat itu. ”apapun akan aku berikan kepada orang itu, kalau perlu aku akan bersujud di kakinya.” batin mama Roni.

Malam berlalu, esokpun muncul, butiran – butiran kristal bahagia menghiasi hati Imelda. Putra kesayangannya hari ini akan operasi. Sejak pagi Imelda di rumah sakit. Tapi ia tidak melihat malaikat yang akan mendonorkan ginjal pada putranya itu. Tubuh Roni telah dibawa ke ruang operasi. Mama Roni memaksa Dokter ingin bertemu orang itu, orang yang akan menyelamatkan nyawa anaknya. Langkah Imelda terhenti saat seorang gadis berdiri membelakangi pandangannya. Imelda berdiri mematung ” Fika...” suaranya hampir tak terdengar, namun perlahan gadis yang dipanggilnya menoleh. ”tante harap orang yang di maksud dokter bukan kamu Fika ”. Katanya tak percaya. Ia tatap wajah Fika yang selama ini telah dianggap sebagai anaknya. ” Fika kuat kok tante, Fika hanya ingin menolong Roni”. ”Kamu jangan gila Fik, kamu....” ”Tante jangan kawatir, Fika kuat kok hidup dengan satu ginjal”, dengan cepat Fika memotong perkaataan Imelda. Ia melepas pelukan Imelda dan melangkah menuju dokter yang menunggunya  ” hanya satu permintaan Fika tante, tante janji akan merahasiakan ini semua”. Kata Fika sebelum ia benar – benar pergi dari hadapan Imelda yang masih terisak.
            Operasi berjalan lancar, cowok cakep itu masih tetap di rumah sakit untuk memulihkan kondisinya. Seperti biasa saat jam kuliah berakhir Fika menuju Rumah sakit menemu sahabatnya. Pandangannya tertuju pada seorang gadis yang duduk di samping Roni. Sepertinya gadis itu terisak dengan posisi yang masih berdiri di pintu. Samar – samar namun jelas Fika mendengar apa yang gadis itu bicarakan. ”Ron, kamu maukan maafin aku. Aku sayang banget sama kamu. Karna itu aku pergi, sebab aku nggak mau di jodohin sama Aldo, cowok pilihan orang tua aku. Waktu itu aku bingung gimana caranya menghubungin kamu”. Rasti memeluk erat tangan Roni. ” Sekarang Aldo udah nikah makanya aku berani pulang ke rumah dan nemui kamu untuk ngejelasin semuanya. Karna aku sayang kamu Ron....!!!” gadis itu menjelaskan panjang lebar. ” Udah Ras, aku udah maafin kamu ko’, aku juga sayang sama kamu”. ”makasih ya Ron...” katanya saraya tersenyum karna ia merasakan cinta Roni masih milikya.
            Hari ini Roni sudah diperbolehkan pulang. Rasti berada di sampingnya sejak pagi tadi, tapi sepertinya cowok itu masih menunggu seseorang “ Fika mana ya ma? “ “ Oya, mama lupa, tadi Fika telpon hari ini ia banyak tugas di kampus, dia minta maaf tidak bisa menemani kamu pulang.” Mama Roni menjelaskan saraya menatap putranya yang seperti masih tak percaya.
            Pagi harinya cowok itu mondar mandir di ruang tengah, Imelda hanya bisa melihatnya dari jauh. “Fika kanapa sih di telpon nggak aktif, di samperin kerumahnya ada di kampus, di samperin ke kampus keluar ada acara sama temannya”, Roni menggerutu sendiri dalam hatinya. “ Ma, hari ini fika telpon mama nggak ? “, “nggak sayang, kenapa? kangen?”, ”ah mama, gak biasanya ma, udah dua hari, tumben Fika nggak ngasik kabar “. Roni menghempaskan tubuhnya di sofa. Imelda pun melangkah meninggalkan Roni sendiri.
            Waktu terus berputar, pagi itu saat Roni keluar dari kamar, dia heran melihat mamanya tergesa – gesa menuruni tangga. “ Ma.....Mama mau kemana?”. Teriak Roni, namun wanita itu tidak menghiraukan roni yang sedang mengejar langkahnya. Imelda terus melangkah ke luar, masuk ke mobil. Dengan cepat dan tanpa di komando Roni ikut masuk ke mobil seperti tak ingin ketinggalan, cowok itu duduk di samping mamanya. Roni terus bertanya. ” Jalan man, ” kata Imelda pada sopir. ” Ma, please.......... jawab dong. ” pinta Roni. Melihat kepanikan di wajah mamanya Roni pun diam, percuma  wanita itu tidak menghiraukannya. Imelda turun dari mobil ”kenapa ke Rumah sakit? siapa yang sakit ma ?” teriak Roni. ”Udah nanti mama jelasin”. Wanita itu mempercapat langkahnya. ”Jangan–jangan, Fika?” Roni menyusul langkah mamanya yang semakin cepat. Imelda berhenti di depan pintu sebuah kamar. ”Ma, Fika kenapa?” roni memegang bahu mamanya. “ Fika kritis Ron...” wanita itu terisak, “apa? jadi...” tiba – tiba seorang dokter keluar membuka pintu. Dokter itu menarik nafas panjang dan menggeleng pelan, dengan cepat roni menghambur masuk. Langkah Roni tetahan, atap rumah sakit terasa runtuh menimpanya. Saat dua suster mencabuti alat – alat pengobatan yang selama ini menancap di tubuh sahabatnya. MamaFika menangis di pelukan suaminya. “ Fik, Fika......”  Roni mengguncang tubuh sahabatnya . “ Fika kenapa tante?”. “Fika udah pergi Ron, dia meninggalkan kita, hiks...hiks...”, “nggak mungkin, Fika.........!!!! “. Butiran bening kini mengalir dari pipi Roni. “kenapa mama bohong sama Roni,Mama tau semuanya tapi mama nggak bilang sama Roni, Fika sahabat Roni ma, sekarang apa yang bisa roni lakukan?”, “ maafin mama Ron mama melakukan semua ini karna Fika yang memintanya”. Imelda terus menangis. Ruangan itu diselimuti duka. Malaikat itu sudah pergi bukan tuk sementara tapi selamanya.
            Langit mendung menyelimuti kota, angin siang berhembus hangat seakan merasakan duka yang mendalam. Satu persatu orang meninggalkan pemakaman. Rasti yang ikut kepemakaman tak henti menghibur Roni, suasana hening “ Ron... “ terdengar suara mama Fika serak, ia menyarahkan sepotong kertas pada cowok itu. ”Buat kamu, Fika menulisnya saat ia masih sakit” katanya saraya menangis. Lalu bangkit membiarkan Roni dalam terpaku menatap kertas di tangannya. Mama Fika melangkah pergi dipapah suaminya di ikuti Rasti. Seakan cewek itu mengerti dan meninggalkan Roni yang lagi butuh sendiri. Perlahan lipatan kertas itu di bukanya;

      Aku pikir aku kuat, ternyata nggak, aku ingin seperti kamu yang tidak cengeng, tapi sekarang aku sakit dan aku ngga’ mau kamu lihat aku dalam keadaan cengeng, juga aku tidak mau kamu sedih karna aku sakit.
      Ron........ Cinta kasih itu muncul entah kapan dan terus berjalan, aku bahagia hidup denganmu walau hanya bagai sahabat, namun aku lebih bahagia bisa hidup di tubuhmu. Hidup sebagai sahabat jiwamu dalam jiwamu dengan cinta dan kerinduan yang kurasa telah aku miliki.

FIKA

Tak terasa kertas itu basah, Roni meraba tubuhnya, terima kasih Fika. Kamu harus tau, bagiku kamu tidak mati dan tidak akan pernah mati, jujur cinta ini telah jadi milikmu sejak Rasti pergi dulu. Rasti adalah cintaku, sedang engkau adalah isi jiwaku, yang akan tetap hidup selamanya.



FILOSOFI JENANG MERAH DAN JENANG PUTIH

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd


Jenang Putih adalah bubur yang berwarna putih. Bubur putih merupakan ubo rampe yang terbuat dari beras dan diberi sedikit garam. Bubur putih ini dimaksudkan sebagai penghormatan dan harapan seseorang yang ditujukan kepada orang tua atau leluhurnya agar senantiasa diberi doa restu dan mendapatkan keselamatan. Oleh nenek moyang orang Jawa, bubur putih dimaksudkan sebagai bibit dari ayah atau sperma atau darah putih. Pada ritual sesaji, ubo rampe jenang putih ini selalu disertai dengan jenang abang karena masing-masing memiliki makna tersendiri dan menjadi semacam pangan yang tidak bisa dipisahkan.
Jenang Abang adalah bubur yang berwarna merah. Bubur merah merupakan ubo rampe yang terbuat dari beras dengan dibumbui sedikit garam dan dicampur dengan gula Jawa sehingga berwarna merah. Jenang Abang dimaksudkan sebagai penghormatan dan permohonan kepada orang tua agar diberi doa dan restu sehingga selalu mendapatkan keselamatan. Jenang abang dimaksudkan pula sebagai lambang bibit dari ibu atau darah merah.
Jenang abang dan jenang putih ini dimaksudkan sebagai lambang kehidupan manusia yang tercipta dari air kehidupan orang tuanya. Dalam hal ini bersatunya sperma atau dilambangkan sebagai darah putih. Jenang abang dan jenang putih diartikan sebagai simbol terjadinya anak karena bersatunya darah dari ayah dan ibu. Maka dari itu maksud dari sajen jenang abang dan jenang putih adalah sebagai bentuk setiap orang untuk menghormati orang tuanya.

Mengambil materi dari :

https://id.wikipedia.org/wiki/Sajen_jenang-jenangan

JENANG SUMSUM DALAM TRADISI MROCOTI

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd.


Desa Munyung Kelurahan Kwarasan Grogol Sukoharjo sebuah lokasi yang bisa dikatakan masuk wilayah Solo Baru. Desa ini tidak sedikit orang yang melaksanakan tradisi Mrocoti seperti di kebanyakan daerah yang masih kental dalam melaksanakan tradisi Jawa. Ibu Marni contohnya. Ia melakukan tradisi ini karena menghormati nilai-nilai yang diberikan oleh leluhurnya untuk tetap melestarikan tradisi ini
Tradisi Mrocoti
Seperti yang sudah penulis sampaikan di atas, masyarakat Jawa selalu dipenuhi oleh upcara-upacara sepanjang hidupnya. Mulai dari dalam kandungan sampai orang tersebut meninggal dunia. Upacara ini ditemukan dalam masyarakat Jawa, salah satunya yaitu terkait kelahiran bayi. Siklus kehidupan ini sangat dihormati dan ditunggu-tunggu oleh setiap pasangan suami istri. Ketika keluarga dikaruniai jabang bayi, berbagai tradisipun akan diselenggarakan sebagai wujud rasa syukur. Upacara Mrocoti dilakukan oleh calon ibu yang sudah mencapai umur kurang lebih 9 bulan. Mrocoti dari kata procot, dalam bahasa Jawa artinya keluarnya segala sesuatu dari lubang dengan cepat. Sang calon ibu berharap bahwa bayi yang dalam kandungannya cepat keluar dalam keadaan sehat wal afiat. Tujuan dari upacara procotan ini  meng­harap agar bayi yang akan lahir nantinya dapat keluar dengan mudah dan selamat, tanpa gangguan apapun. Untuk itulah, harapan-harapan tersebut tersimpan dalam tradisi mrocoti.
Sajian dalam tradisi mrocoti ini berupa jenang sum-sum. Jenang sum-sum terbuat dari tepung beras yang dimasak seperti bubur. Cara penyajiannya adalah dengan meletakkan dalam wadah dan diberi pisang utuh yang sudah dikuliti diatasnya kemudian dilumuri dengan jenang. Sehingga tampak pisang utuh tersebut tidak bisa dilihat karena tertutup dengan jenang. Sajian tersebut diletakkan dalam piring dan dibagi-bagikan kepada tetangga. Tradisi ini hampir mirip seperti bancakan. 
Di Jawa, filosofi jenang sum-sum sebagai obat penghilang rasa. Seperti yang disampaikan oleh Jumaidi, bubur sum-sum diartikan sebagai obat penghilang rasa lelah. Dalam tradisi masyarakat Jawa, jenang sum-sum adalah tombo kesel (obat capek). Setelah berbulan-bulan ibu mengandung anak dalam kandungannya, hal itu pasti membuat penat dan rasa lelah. Para orang tua paham betul akan hal itu, dengan dilakukannya tradisi mrocoti ini setidaknya mengurangi rasa sakit selama kehamilan. Makanan mempunyai fungsi simbolik yaitu dalam artian terdapat arti sosial, budaya, agama dan lain-lain.Dalam hal ini, tradisi mrocoti yang membagi-bagikan jenang sum-sum kepada tetangga mempunyai peran bahwa makanan dapat diartikan sebagai ungkapan ikatan sosial. Makanan bisa diartikan sebagai sarana solidaritas kelompok. Simbolisme inilah yang dibawa oleh jenang sum-sum dalam kaitannya dengan tradisi mrocoti. 

Mengambil materi dari :

http:// http://nabilachafa.blogspot.co.id/2015/05/jenang-sumsum-dalam-tradisi-mrocoti.html

Filosofi Jenang

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd



Jenang merupakan masakan kuliner khas tradisional masyarakat Jawa, khususnya Jawa Tengah terutama Kota Solo dan Yogya. Keberadaan jenang pada tradisi masyarakat Jawa, sudah hidup mengakar turun temurun dari nenek kakek moyang sejak zaman Hindu dan era Walisongo sampai masa kini. Namun perlu di pahami bahwa pengertian jenang bagi orang Jawa Tengah, Solo dan Yogya berarti bubur, sedangkan bagi orang Semarang dan lain-lain adalah dodol.
Jenang dibuat dari tepung beras atau tepung ketan, dimasak dengan santan ditambahkan gula merah atau gula putih. Kehadiran jenang tidak hanya sekedar berfungsi sebagai makanan pelengkap, melainkan juga simbol doa, harapan, persatuan dan semangat masyarakat Jawa itu sendiri. Artinya jenang adalah lambang ritual masyarakat Jawa dan simbol ungkapan rasa syukur kepada Gusti Allah atas karunia hasil bumi ciptaanNya yang telah menghidupi manusia dari proses kelahiran sampai kematian.
Secara sosiologis jenang merupakan jenis kuliner yang lahir dari kreativitas masyarakat dan eksistensinya bebas dari atribut status sosial dan etnis. Atau dengan kata lain jenang bersifat demokratis, egaliter, spiritual dan relegius. Sifat yang melekat secara implisit itulah yang bisa membuat jenang punya nilai edukatif pada masyarakat. Suatu nilai edukatif dalam membangun kebersamaan masyarakat Solo untuk saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari.
Masyarakat Jawa khususnya di wilayah Surakarta dan sekitarnya, melakukan semua ritual selamatan tidak pernah lepas dari kehadiran jenang. Tradisi simbolisasi itu diperlihatkan dalam berbagai acara kegiatan, mulai dari pembangunan rumah, kelahiran anak, slametan, dan ritual-ritual kejawen lainnya.
Namun kebanyakan masyarakat saat ini menganggap jenang sebatas makanan ringan tradisional Jawa. Banyak yang belum mengetahui filosofi dibalik simbolisasi Jenang dalam tradisi acara selamatan masyarakat Jawa. Masyarakat awam hanya tau jika ada ritual harus ada jenang, tanpa mengetahui makna dibaliknya. Padahal semua macam jenis jenang yang disajikan dalam acara selamatan itu mengandung makna bagi masyarakat Jawa, khususnya orang Solo dan sekitarnya dengan segala ritual tradisinya.
Adapun makna filosofi itu sebagai berikut :
Jenang Procotan :  makna kehadirannya untuk mendoakan supaya ibu yang hamil diberikan kelancaran dalam melahirkan.
Jenang Sepasaran : makna kehadirannya ketika memberi nama kepada bayi setelah lahir.
Jenang Sungsum : makna kehadirannya bagi yang punya hajat pernikahan, supaya pengantin dan seluruh panitia yang terlibat diberi kesehatan, berkah dan kekuatan.
Jenang Abrit Petak : mempunyai makna warna merah dan putih merepresentasikan penciptaan / asal-usul manusia laki-laki dan perempuan, jenang maknanya selalu melihat sesuatu dengan dimensi yang luas, namun tetap fokus dengan apa yang menjadi tujuan.
Jenang Saloko : maknanya kesucian itu milik Allah. Manusia harus selalu mewaspadai nafsu 'aku' pada dirinya berani mengoreksinya dirinya, sebagai jalan untuk bisa mengenal Allah, jenang manggul maknanya kita harus menjunjung tinggi kebaikan leluhur yang telah mewariskan segala bentuk pengetahuan pada siri kita, jenang suran maknanya waktu itu terbatas dan selalu menjalani siklusnya. Kita seharusnya ingat masa lalu dan memperbaiki masa depan.
Jenang Timbul : mempunyai makna harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Manusia harus ingat Allah dan selalu berdoa untuk mewujudkan harapannya menjadi kenyataan.
Jenang Grendul : maknanya kehidupan itu seperti cakra penggilingan seperti roda yang berputar kadang di atas dan di bawah / naik-turun. Kita perlu menemukan kestabilan dari perbedaan yang terjadi dalam kehidupan.
Jenang Sumsum : maknanya pada diri manusia melekat sifat kelemahan dan kekuatan. Kekuatan pada diri manusia sebaiknya digunakan untuk nilai-nilai kebaikan.
Jenang Lahan : maknanya lepas dan hilang semua nafsu negatif, iri, dengki, sombong dan sebagainya dihadapan Allah.
Jenang Pati : maknanya melebur nafsu dan pasrah kepada Allah.
Jenang Kolep : maknanya manusia sebagai mahkluk sosial selalu dihadapkan pada perbedaan. Menghormati dan menghargai perbedaan dalam masyarakat yang plural dan multikultur menjadi nilai yang penting dalam kehidupan sehari-hari.
Jenang Ngangrang : maknanya manusia seharusnya belajar mengontrol emosi kemarahannya, agar kekuatan pada dirinya bisa bermanfaat untuk sesama.
Jenang Taming : maknanya belajar menjaga kekuatan pada diri kita dengan berdoa kepada Allah dan mengenali serta memahami kelemahan diri sendiri.14. Jenang Lemu Mawi Sambel Goreng : maknanya tak lemah membangun semangat baru dalam kehidupan.
Jenang Koloh : maknanya kesempurnaan adalah tujuan hakiki kehidupan manusia, yang sering dilalaikan dalam kesibukan sehari-hari. Kita perlu terus berproses menuju kesempurnaan hidup di dunia dan akhirat.
Jenang Katul : maknanya kita hidup tak bisa berdiri sendiri, selalu membutuhkan orang lain.
Jenang Warni Empat : maknanya simbul nafsu yang melekat pada diri manusia. Warna merah simbol amarah. Putih menyimbolkan Muthamainah, kuning artinya aluamah dan hijau maknanya sufiyah (nafsu yang selalu ingin memiliki duniawi. Kita dituntut mengendalikan keempat jenis nafsu yang melekat pada diri kita.
Jenang Sengkolo : terdiri dari jenang abang (merah) dan putih yang merupakan simbol dari keberadaan manusia di dunia. Jenang abang (merah) melambangkan lelaki, dan jenang putih melambangkan perempuan. Adanya Jenang Sengkolo disetiap ritual, agar manusia selalu ingat jikalau dunia terisi oleh dua esensi, feminin dan maskulin.

Mengambil materi dari :
http://gastroina.blogspot.co.id/2015/05/filosofi-jenang.html


Misteri Bangunan Wisma Tumapel

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd

Malang.merdeka.com - Sebagai sebuah kota yang sempat mengalami masa-masa pendudukan Belanda, kota Malang memiliki cukup banyak bangunan yang punya arsitektur lawas dan nilai sejarah. Beberapa bangunan tersebut mengalami nasib yang cukup baik dan terjaga keindahannya seperti gedung balai kota Malang, namun beberapa juga memiliki kondisi yang tidak terawat sehingga akhirnya dianggap angker seperti nasib yang dialami wisma Tumapel ini. Bangunan wisma Tumapel ini berdiri sejak tahun 1928 dan pada masa itu memiliki nama sebagai Hotel Splendit. Pada masa itu, hotel ini tergolong cukup mewah karena terletak dekat dengan balaikota Malang sehingga didatangi banyak tamu pemerintahan serta bangunan yang menghadap ke bantaran sungai Brantas yang sangat indah pada masa itu.
Secara arsitektur sendiri, bangunan ini juga sangat indah dan memiliki gaya yang khas. Pada masa pendudukan Jepang di tahun 1944, hotel ini berubah fungsi sebagai kantor pemerintahan. Fungsi bangunan ini kembali berubah ketika pada tahun 1954 digunakan sebagai wisma dosen dan kampus FKIP Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya. Dari wisma ini lah munculnya cikal bakal IKIP Malang atau yang sekarang dikenal sebagai Universitas Negeri Malang (UM). Pada tahun 1968, karena kondisi wisma Tumapel yang kurang luas untuk sebuah kampus, maka bangunan ini difungsikan sebagai wisma milik IKIP Malang. Sebenarnya sudah terdapat sedikit perubahan bentuk dari bangunan ini karena kejadian Malang bumi hangus yang dulu terjadi pada tahun 1947. Pada saat itu berbagai bangunan yang dianggap tidak dimiliki oleh masyarakat pribumi dibakar dan tidak terkecuali bekas hotel Splendit tersebut. Namun beruntung bangunan tersebut tidak hangus seluruhnya dan dibangun ulang dengan bentuk yang tidak jauh berbeda dari awal.

 Bangunan ini mulai dikosongkan pada tahun 2009 karena ada rencana dari pihak UM untuk menjadikannya sebagai hotel. Sebelumnya tempat tersebut ditempati oleh beberapa karyawan yang mengabdi pada kampus UM. Namun ternyata rencana untuk menjadikan tempat tersebut sebagai hotel terhenti karena perubahan undang-undang yang terjadi. Kondisi dari wisma tersebut yang tidak ditinggali serta usia bangunan yang sudah cukup tua menyebabkan munculnya berbagai spekulasi mengenai kondisi gedung tersebut yang angker. Namun hal tersebut justru menjadi faktor penarik bagi banyak orang untuk mendatangi wisma tersebut. Selain itu, pada saat ini lokasi tersebut juga sangat sering digunakan sebagai tempat pemotretan. Interior serta arsitektur gedung yang sudah cukup tua menimbulkan efek dramatis serta menjadi faktor yang menarik banyak anak muda mendatangi tempat tersebut.  Di dalam bangunan sendiri terdapat beberapa aturan yang harus ditaati seperti larangan untuk membuka pintu-pintu yang tertutup, larangan berteriak serta jam tutup pada pukul 17.00. Seluruh aturan yang ada itu turut memunculkan berbagai spekulasi mengenai misteri bangunan tersebut. Walau ada berbagai kisah misteri serta berbagai spekulasi mengenai keangkeran bangunan tersebut namun wisma ini tetap merupakan salah satu bangunan penting di Malang karena sejarahnya dan bentuk bangunan yang dimilikinya.

Mengambil materi dari :

http://malang.merdeka.com/pariwisata/wisma-tumapel-kisah-hotel-indah-yang-kini-dianggap-angker-160415z.html

Jika Mendengar Suara Gamelan Malem Hari

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd



Gamelen identik dengan etnik jawa , bagi mereka yang terbiasa dengan adat jawa , sunda atau bali pasti sudah mengetahui dan sering mendengarkan suara gamelan apalagi pada upacara adat dan yang lain tapi bagaimana jika sahabat insemu mendengar suara gamelan tepat ditengah malam ketika orang-orang sedang tertidur pulas ? ini dia pembahasannya untuk sahabat insemu.
1. Pernikahan makhluk Gaib 
    Menurut tradisi dan mitos orang jawa dulu  jika mendengar suara gamelan dimalam hari maka di didekat tempat tersebut sedang diadakan upacara pernikahan makhluk gaib , dan lebih seramnya beberapa orang dalang pernah diundang untuk mengisi acara di pernikahan gaib tersebut tampa menyadari bahwa mereka berada di alam lain .
2. Menandakan Urusan atau Bencana yang akan datang
    Dibeberapa tempat di indonesia salah satunya Jogja yang sejarah dan adatnya sangat kental sekali , suara gamelan berpengaruh menandakan sesuatu yang akan terjadi dan hanya orang- orang tertentu  yang dapat mendengar suara tersebut dan mengartikan makna dari gamelan tersebut .
Mungkin itu dulu yang bisa mimin  kasi tau sahabat insemu , tidak bermaksud sesat tapi semua kembali kepada yang diatas , semua yang ada hal yang ghaib dan tidak hanya Allah yang tau mohon maaf ya kalo mimin ada salah kata dan perbuatan 

Mengambil materi dari :

http://insemu.blogspot.co.id/2015/09/perhatikan-hal-ini-jika-mendengar-suara.html

Berita Tentang Siluman Tikus Yang Bersuara Seperti Anak Bayi

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd

Hasil Wawancara Ibu Riana alias Orin pemilik Tikus diduga siluman,
Tambak Asri RT 5, Rw 1




Tikus yang bersuara aneh. Pertama kali ditemukan oleh pemilik rumah berada pada kantong beras. Awal mulanya pemilik rumah terkejut melihat benda yang begitu besar sedikit tertutup dengan beras dan ternyata saat pemilik rumah ingin mengambil benda tersebut,benda tersebut semakin tenggelam kebawah dan tertutup penuh dengan beras. Kemudian pemilik rumah mengambil tongkat untuk mencari tikus dalam beras tersebut. Tanpa disadari tikus tersebut berada di bawah lemari. Saat pemilik rumah melempar dengan batu tikus tersebut hanya terdiam kemudian menengok ke arah seseorang yang melempar benda tersebut. Saat mau di pukul dengan sapu tikus tersebut mengeluarkan suara yang aneh. Tikus tersebut menangis seperti anak bayi. Pemilik rumah sangat terkejut dengan suara aneh tersebut. Akhirnya pemilik rumah merasa iba atau kasihan kepada tikus yang berukuran sangat besar dari tikus-tikus pada umumnya tersebut ingin merawatnya.



Tikus tersebut dirawat dan dibelikan kandang. Anehnya tikus tersebut tidak ingin memakan sembarang makanan yang di berikan oleh pemilik rumah. Tikus tersebut  hanya memakan roti, lontong, sosis. Saat pemilik rumah memberi makanan ikan laut, tikus tersebut tidak menyentuh makanan tersebut sama sekali. Tikus ini memiliki tingkah laku yang sangat unik. Saat tikus tersebut memakan makanan yang diberikan oleh si pemilik, tikus tersebut mengambil makanan dan memakan menggunakan kedua tangannya duduk seperti anak kecil. Didalam kandangnya terdapat dua jenis minuman yaitu susu dan air putih. Minuman susu adalah minuman faforit tikus tersebut. Karena saat diberikan air putih tikus tersebut menolak dan tidak menyentuhnya sama sekali. Sehabis makan tikus tersebut meminum susu dan membersihkan tangannya ke dalam tempat air putih tersebut. Sangat luar biasa.

Diatas kandang tersebut terdapat kotak amal. Setiap pengunjung yang datang diharapkan menyisihkan uangnya untuk  beramal. Tujuan terdapat kotak amal tersebut untuk di berikan kepada orang yang membutuhkan atau diberikan kepada masjid. Pemilik rumah bersyukur karena adanya tikus tersebut pemilik rumah dapat bersedekah kepada orang yang kurang mampu dan sedikit menyumbangkan rezekinya ke masjid.

Wanita Idaman Surga

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampuh oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd


Allah s.w.t. berfirman dal Qs. Al Ahzab ayat 35, “Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” (Qs. Al Ahzab: 35) Wanita merupakan makhluk yang memiliki berbagai "kemudahan" yang tidak dimiliki oleh kaum lelaki. Wanita lebih mudah dan lebih berpotensi menjadi ahli surga, demikian pula wanita lebih mudah dan lebih berpotensi menjadi ahli neraka.
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Rasulullah s.a.w. bahwa mayoritas penghuni surga adalah wanita, dan di kesempatan lain beliau menyatakan bahwa mayoritas penghuni neraka adalah wanita. Kata kunci status itu terletak pada keiffahan diri wanita dengan berbagai perspektif. Sabda pertama merupakan bentuk kabar gembira bagi wanita yang mampu menjaga keiffahan dirinya, dan sabda kedua merupakan peringatan bahwa wanita lebih berpotensi menjadi penghuni neraka jika tidak menjaga keiffahan dirinya.
Dalam ayat di atas terdapat 10 (sepuluh) karakter ideal wanita muslimah dalam upaya menyelamatkan diri dari kelompok mayoritas di neraka. Dalam ayat ini, karakter-karakter wanita disandingkan dengan laki-laki. Hal ini memiliki tujuan: 1. Penyebutan wanita disandingkan dengan laki-laki menunjukkan bahwa wanita memiliki potensi yang sama dalam pencapaian keimanan dan ketaqwaan, memiliki potensi spiritual dan tingkatan aplikasi keagamaan yang sama dengan laki-laki. Hanya saja, wanita memiliki sembilan kali lipat dari hawa nafsu laki-laki yang menyebabkan wanita didominasi oleh hawa nafsu sehingga menutup potensi spiritualnya. Banyak sekali tokoh-tokoh wanita yang memiliki kualitas ibadah yang sama bahkan mengungguli kaum lelaki. 2. Pada umumnya, wanita memiliki tingkat pelaksanaan ibadah yang lebih rendah dibanding kaum laki-laki. Oleh karena itu, suami yang baik diwajibkan mengajak dan membimbing istrinya untuk melaksanakan ibadah yang ia lakukan. 3. Adanya tuntutan kafa`ah (kesamaan kualitas) antara suami dan istri dalam masalah ibadah. Oleh karena itu, keteladanan ibadah dari pihak suami menjadi unsur urgent dalam memunculkan kafa`ah. 4. Kewajiban membentuk iklim rumah tangga dengan nuansa nilai-nilai ketuhanan dan moralitas melalui sikap saling memberikan berwasiat dalam kebaikan, saling membantu (tawa’un) dalam pelaksanaan ibadah dan saling mengingatkan.
Iklim inilah yang akan mendatangkan ampunan dan limpahan rahmat dari Allah s.w.t. sebagaimana disebutkan di ujung ayat, “Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” Adapun kriteria wanita idaman Allah dan Rasul-Nya secara jelas sebagai berikut: Pertama: Al Muslimaat (Wanita Yang Patuh dan Tunduk Kepada Allah). Allah s.w.t. menempatkan kriteria pertama wanita yang diidamkan oleh-Nya dan Rasul-Nya adalah muslimah yaitu wanita yang memiliki kepatuhan diri secara utuh kepada Allah s.w.t., dan berupaya keras (mujahadah) dalam mempertahankan keIslamannya. Keislaman merupakan gerbang pertama memasuki zona Allah sebelum ia memaksimalkan potensi spiritualnya dalam meningkatkan derajat keimanan dan ketaqwaan. Sebagaimana sabda Rasulullah s.a.w., "Islam adalah bahwa kamu bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan shalat, menunaikan zakat, melaksanan haji ke bait haram dan berpuasa di bulan Ramadhan." Kedua : Al Mu`minaat (Wanita Yang Beriman).
Keimanan merupakan barometer kualitas keIslaman melalui pelaksanaan ibadah individual dan ibadah social dalam kehidupan nyata. Iman adalah wadah, dan amal adalah isinya, sehingga seseorang akan diberikan predikat Islam, Iman, fasiq, dan munafik sesuai kepada isi wadah keimanan. Kalau kita ibaratkan iman dengan piring maka amal adalah isinya, dan piring akan disebut sesuai dengan isinya, jika piring itu diisi nasi maka disebut sepiring nasi, jika diisi dengan ubi maka disebut sepiring ubi, jika diisi dengan kacang maka disebut sepiring kacang, apapun bahan dasar piring tersebut dari kaca, keramik, atau Kristal maka ia tetap disebut sesuai dengan isinya. Oleh karena itu, seorang wanita yang menjadi idaman Allah s.w.t. senantiasa mengutamakan isi daripada penampilan luar, ia selalu disibukkan melakukan amal kebaikan daripada mendandani diri dengan make up.
Di masa permulaan Islam, terdapat sosok wanita muslimah yang selalu mendakwahkan laki-laki kafir yang hendak menikahinya untuk beriman terlebih dahulu, yaitu Ummu Sulaim bin Milhan bin Khalid bin Zaid bin Haram r.a. Imannya tidaklah sekedar kata-kata yang terucap dan Islamnya tidak seperti orang-orang Islam lainnya, tetapi ia memahami arti keIslamannya berupa aqidah yang dipahami, diamalkan, dan bertopang pada asas Islam, sifat tanggungjawab dan amanah ditunaikan kepada orang lain. Suatu hari ia menghampiri suaminya dengan penuh rasa cinta, rasa kasih dan keharmonisan untuk mengajaknya untuk masuk Islam tetapi suaminya menolak, seraya bertanya, "apakah itu Shabut? Ummu Sulaim menjawab: "Apa itu Shabut, tetapi aku telah beriman kepada laki-laki itu (Nabi Muhammad s.a.w.). Ia terus berupaya agar suaminya tunduk kepada agama Allah dan melepaskan diri dari kesesatan Jahiliyyah, namun selalu menolak, dan ia harus tetap bersabar. Kemudian Ummu Sulaim menghampiri putranya yang bernama Anas, lalu ia memulai menuntunnya mengucapkan syahadat, ia berkata: Ucapkanlah: Aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah. Lalu putranya mengucapkan syahadat itu. Ketika suaminya mengetahui kejadian ini, seraya berkata: "Janganlah kamu merusak putraku". Ummu Sulaim menjawab: "Aku tidak merusaknya, tetapi itu adalah salah satu tanggungjawab ibu di rumah." Akhirnya Ummu Sulaim terus hidup bersama suaminya hingga akhirnya mati terbunuh dalam perjalanan menuju Syam.
Setelah kematian suaminya, Abu Thalhah datang untuk meminang Ummu Sulaim, namun ia menolak pinangan itu. Kemudian Abu Thalhah yang masih kafir datang untuk kedua kalinya. Namun Ummu Sulaim tetap menolak pinangan itu. Akhirnya Thalhah pun penasaran ingin mengetahui alasannya, Ummu Sulaim berkata: Wahai Abu Thalhah, apa pendapatmu tentang batu yang kamu sembah, atau kayu yang diukir oleh tukang kayu untukmu, apakah ia bisa mencelakakanmu atau memberimu manfaat?". Sungguh perkataan Ummu Sulaim merasuk ke dalam hatinya, dan ia berpikir panjang. Lalu Ummu Sulaim melanjutkan perkataannya: "Oleh karena itu, aku tidak mesti menikah dengan laki-laki musyrik, tidakkah kamu sadari wahai Abu Thalhah bahwa tuhan-tuhanmu yang kamu sembah itu dipahat oleh budak dari keluar tukang kayu, dan jika kamu menyalakan api pastilah akan terbakar." Hari terus berlalu dan Abu Thalhah terus merenungi ucapan Ummu Sulaim itu. Lalu ia mendatangi Ummu Sulaim untuk ketiga kalinya, dan Ummu Sulaim membalas dengan ucapan yang sama, lalu ia menemui Ummu Sulaim yang keempat kalinya, Ummu Sulaim berkata: Tidakkah kamu sadari wahai Abu Thalhah, bahwa tuhan yang kamu sembah hanyalah pohon yang tumbuh di bumi, lalu dipahat oleh budak bani fulan? Thalhah menjawab: Benar!. Ummu Sulaim berkata: Tidakkah kamu malu bersujud kepada sebatang kayu yang tumbuh di bumi lalu dipahat oleh budak dari bani fulan? Apakah kamu ingin bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah, niscaya aku akan menikah denganmu tanpa mahar selain itu?!! Abu Thalhah berkata: Berikan aku waktu untuk berpikir. Kemudian Abu Thalhah pergi memikirkan tawaran Ummu Sulaim sampai ia menyakini keimanan itu, dan terbuka hatinya menerima petunjuk, lalu ia datang kembali dan berkata: "Aku bersaksi bahwasanya tiada tuhan selain Allah dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Allah". Ummu Sulaim berkata kepada putranya: "Wahai Anas, bangunlah dan nikahilah Abu Thalhah".
Demikianlah sebuah pernikahan terjadi dengan mahar yang lebih mulia dari mahar seorang wanita muslimah yaitu Keislaman Abu Thalhah. Inilah gambaran hakekat keimanan, dan ini sebuah kesadaran yang benar bagi seorang muslimah. Inilah potret wanita muslimah pendakwah yang konsisten di jalur dakwah, bertekad kuat dengan aqidahnya dan ia tidak menerima pengganti aqidahnya hingga ia sampai kepada puncak sebagaimana yang dikatakan oleh Nabi s.a.w., “Sungguh jika Allah memberikan petunjuk kepada seseorang karena sebabmu adalah lebih baik bagimu daripada dunia beserta isinya.” (HR. Bukhari) Ketiga: Al Qaanitaat (Wanita Ahli Ibadah). Kata 'qaanitat' berasal dari kata 'qanata yaqnutu qunuutan' yang artinya taat. Sedangkan menurut imam Qusyairi dalam tafsirnya berpendapat bahwa kata 'qunuut' Artinya 'thuulul 'ibadah' (lama beribadah). Sedangkan menurut imam Fakhrurrozi dalam tafsirnya mengatakan bahwa kata 'qunuut' artinya perpaduan antara keislaman dan keimanan yang menghasilkan rasa taat dan patuh kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dari definisi ini, seorang wanita dituntut konsistensi dalam melaksanakan ibadah baik ibadah wajib ataupun ibadah sunnah, karena Allah s.w.t. memberikan perintah secara tegas dan khusus kepada kaum wanita untuk taat kepada Allah s.w.t. dan Rasul-Nya, sebagaimana dalam firman-Nya, "Dan barang siapa diantara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat kepada Allah dan rasul-Nya dan mengerjakan amal yang saleh, niscaya kami memberikan kepadanya pahala dua kali lipat dan kami sediakan baginya rezki yang mulia." (Qs. Al Ahzab: 31). Meskipun perintah ini bersifat khusus kepada istri-istri Nabi s.a.w., tetapi substansi perintah bersifat umum untuk semua kaum wanita sebagaimana menurut kaidah ushul fiqih: العبرة ليست بخصوص السبب بل بعموم اللفظ "Substansi sebuah perintah tidak berdasarkan kekhususan sebab tetapi keumuman lafazh." Keempat: Ash-Shadiqaat (Wanita Yang Jujur). Yaitu wanita yang membiasakan kejujuran lisan, kejujuran hati, kejujuran tindakan dan kejujuran sikap sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Refleksi jujur harus disertai dengan sikap pembenaran terhadap perkataan yang dilontarkan atau perbuatan yang dilakukan, karena perkataan yang tidak disertai pembenaran adalah kebohongan, dan perbuatan yang tidak disertai pembenaran adalah kekufuran.
Hal ini sebagaimana firman Allah s.w.t., "Maka siapakah yang lebih zalim daripada orang yang membuat-buat dusta terhadap Allah dan mendustakan kebenaran ketika datang kepadanya? bukankah di neraka Jahannam tersedia tempat tinggal bagi orang-orang yang kafir?. Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, mereka Itulah orang-orang yang bertakwa." (Qs. Az Zumar: 32-33) Oleh karena itu, wanita idaman Allah s.w.t. berupaya keras untuk tidak berkata dusta, berghibah, mencaci, memfitnah dan lainnya karena sebuah itu adalah bentuk perkataan yang pasti tidak disertai pembenaran dari lubuk hati. Kelima: Ash-Shaabiraat (Wanita Yang Sabar Dan Pejuang). Kesabaran terbagi menjadi 3 (tiga) hal: pertama, Kesabaran dalam menjalankan perintah Allah yaitu sabar dengan tidak mengungkit-ungkit kebaikan yang dilakukan dan ketika mendapatkan rintangan, ujian, dan cobaan dalam menjalankan ajaran. Kedua, kesabaran dalam meninggalkan larangan Allah s.w.t. yaitu menahan diri berbuat dosa dan kejahatan meskipun sesuai dengan keinginan hawa nafsu tetapi bertentangan dengan keinginan Allah s.w.t. Ketiga, sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan kehidupan. Namun inti dari kesabaran yaitu upaya mempertahankan keimanan agar tidak melemah akibat dosa dan tidak hilang akibat ujian. Keenam: Al Khasyi’aat (Wanita Yang Khusyu’). Khusyu' menurut bahasa berarti diam dan tenang. Menurut Prof. Dr. Quraish Shihab bahwa khusyu' adalah kondisi khusus yang terdapat dalam benak seseorang terhadap obyek khusyu'nya, sehingga yang bersangkutan mengarah sepenuh hati kepadanya sambil mengabaikan yang lain.
Dalam ibadah shalat, khusyu' adalah kondisi jiwa yang diliputi raya takut jangan sampai shalatnya tertolak. Dalam membaca Al Qur'an adalah keasyikan jiwa yang disertai penjiwaan terhadap kandungan ayat, sehingga ia terlelap dalam lantunan qira`ah dan tadabbur Al Qur'an serta merasakan desiran ombak yang menghujam ke jiwanya. Allah s.w.t. memerintahkan kepada para pembaca untuk menyempurnakan bacaannya dengan tadabbur karena dapat membuat hati yang terkunci, Allah s.w.t. berfirman, "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al Quran ataukah hati mereka terkunci?". (Qs. Muhammad: 24). Abu Sayyar berkata: Amir bin Malik Al Bahrani berkata, Di suatu malam aku menginap di rumah Munifah binti Abu Thariq. Aku melihatnya selalu mengulang-ulang ayat ini dari awal hingga akhir malam, yaitu firman Allah s.w.t., "Bagaimanakah kamu (sampai) menjadi kafir, padahal ayat-ayat Allah dibacakan kepada kamu, dan rasul-Nya pun berada di tengah-tengah kamu? barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, Maka Sesungguhnya ia Telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Qs. Ali Imran: 101). Ketujuh: Ash-Mutashaddiqaat (Wanita Yang Gemar Bershadaqah). Bershadaqah merupakan salah satu perhiasan rumah tangga yang dilestarikan dalam rumah tangga muslim, karena shadaqah akan menarik cinta Allah, cinta para malaikat dan cinta manusia.
Rumah yang dihiasi shadaqah senantiasa dipenuhi dengan naungan perlindungan Allah, keberkahan dari-Nya, dan menambah keharmonisan rumah tangga. Terdapat ribuan fadhilah shadaqah baik yang bersifat materil secara langsung ataupun non materil, oleh karena itu, anggota rumah tangga khususnya istri harus menjadikan bershadaqah sebagai "hobi". Dalam rangka memacu hobi ini, Rasulullah s.a.w memberikan keleluasaan kepada istri untuk bershadaqah dengan memberikan makanan kepada kerabat atau orang yang membutuhkan, beliau bersbada, "Apabila seorang wanita berinfaq dari makanan yang berada di rumahnya, dengan tidak menghabiskannya, maka ia akan mendapatkan pahala atas apa yang diinfaqkan itu dan suaminya pun juga mendapatkan pahala atas usahanya mencari rezeki itu.
Begitu pula dengan pegawainya yang memasak juga mendapatkan pahala yang sama, di mana masing-masing tidak mengurangi pahala yang lain." (HR. Bukhari) Dalam hal ini, terdapat 2 (dua) wanita yang patut diteladani oleh para istri orang mukmin dalam bershadaqah, yaitu Aisyah r.a. dan Zainab binti Jahsin r.a.: 1. Aisyah r.a. Abdullah bin Zubair, ia berkata, “Aku tidak pernah melihat wanita yang lebih dermawan dari Aisyah dan Asma’, dan kedermawanan keduanya berbeda.” Adapun Aisyah lebih mengumpulkan sesuatu dan jika telah terkumpul maka ia membagikannya, sedangkan Asma tidak pernah menahan sesuatu pun sampai esok hari. 2. Zainab binti Jahsyin (Istri Rasulullah) Aisyah pernah bercerita ketika seluruh istri Rasulullah s.a.w sedang berkumpul, beliau bersabda, "Di antara kalian yang lebih dahulu bertemu denganku di hari kiamat kelak adalah yang paling panjang tangannya." Lalu para isteri beliau saling mengukur tangan siapakah yang paling panjang, setelah diukur ternyata tangan Zainablah yang paling panjang di antara kami kami karena ia sering beramal dan bersedekah dengan tangannya. (HR. Muslim 7/144) Kedelapan : Ash-Shaa`imaat (Wanita Yang Gemar Berpuasa). Menurut Imam Baidhawi dalam tafsirnya bahwa yang dimaksud dengan puasa disini adalah puasa wajib yaitu puasa di bulan Ramadhan. Alasannya, karena pelaksaan puasa sunnah bagi wanita yang sudah menikah amat bergantung kepada idzin suami sehingga konteks kata ash-shaa`imaat disini adalah puasa wajib. Sedangkan menurut imam Fakhururrazi dalam tafsirnya mengatakan bahwa kata ash-shaa`imaat merupakan isyarat bagi orang-orang yang syahwat perutnya tidak menghalangi mereka dari beribadah kepada Allah.
Penekanan pada puasa wajib karena kaum wanita seringkali mengabaikan qadha puasanya hingga menunda sampai bulan Sya'ban padahal ia bisa melaksanakan qadha puasa dengan segera, karena tuntutan dalam pelaksanaan ibadah adalah segera. Selain itu pula, wanita dibolehkan melaksanakan puasa sunnah selama tidak mengganggu hak-hak suaminya, karena ibadah sunnah tidak dapat menggugurkan ibadah wajib atau ibadah sunnah boleh dibatalkan jika menghalangi ibadah wajib. Sebagaimana yang dilakukan oleh Aisyah r.a. yang seringkali melakukan ibadah baik ketika Nabi s.a.w. masih hidup ataupun sudah wafat, sebagaimana penuturan Al Qasim, ia berkata: Adapun Aisyah berpuasa sepanjang hari. Sebagaimana hadits dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jika seorang wanita shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan mentaati suaminya niscaya ia akan masuk surga dari pintu-pintu yang ia inginkan.” (HR. Ibnu Hibban dan Thabrani) Kesembilan: Al Hafizhaat (Wanita Yang Menjaga Kehormatan). Kemampuan menjaga kehormatan diri dari perbuatan haram merupakan karunia besar dan nikmat dari Dzat Yang Maha Mulia.
Ketahuilah, bahwa kemuliaan seorang wanita diukur dari sejauh mana ia menjaga kehormatan dirinya melalui cara berbusana, cara bertutur kata, cara berjalan dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Allah s.w.t. dan Rasul-Nya memberikan perintah khusus yang tidak dibebankan kaum laki-laki demi menjaga kemuliaan dan kehormatan wanita yaitu memakai jilbab, tidak keluar kecuali dengan mahramnya, tidak melembutkan ucapan kepada orang fasiq, dan tidak menghias diri seperti kaum jahiliyyah. Sebagaimana firman Allah s.w.t., "Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Qs. Al Ahzaab: 59) Makna Jilbab dalam ayat ini ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Dalam ayat lain Allah s.w.t. memerintahkan wanita untuk tidak melembutkan perkataan agar tidak menimbulkan daya tarik orang-orang yang dalam hatinya terdapat penyakit, "Hai isteri-isteri nabi, kamu sekalian tidaklah seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang baik." (Qs. Al Ahzaab: 32) Yang dimaksud dengan tunduk di sini ialah berbicara dengan sikap yang menimbulkan keberanian orang bertindak yang tidak baik terhadap mereka. Meskipun secara tersurat ayat ini ditujukan secara langsung kepada istri-istri Nabi s.a.w. namun secara tersirat substansi perintah berlaku untuk semua wanita muslimah. Kesepuluh: Adz-Dzaakiraat (Wanita Yang Banyak Berdzikir).
Dzikir termasuk ibadah yang termudah karena tidak mengorbankan tenaga, waktu atau harta. Seorang muslim dapat berdzikir tiap waktu dan tiap tempat, bahkan wanita haidh dan nifaspun bisa melakukannya. Berdzikir adalah ibadah yang amat dicintai oleh Allah s.w.t. dan memberikan ganjaran berlipat ganda, Dia memberikan ganjaran yang tidak diberikan pada ibadah selainnya. Dzikir adalah ibadah tiap waktu dan tiap tempat, bahkan tatkala seseorang mengadukan problem maksiat dan tidak mampu untuk istiqamah, maka jawabannya: “ingatlah Allah”. Dalam membina rumah tangga, suami dan istri harus memiliki kesamaan visi dalam membangun rumah tangga idaman yaitu saling menolong dalam berdzikir. Rasulullah s.a.w. memberikan kriteria ringan agar suami dan istri tergolong orang yang banyak berdzikir, beliau bersabda, "Jika seorang laki-laki membangunkan istrinya di malam hari untuk shalat malam, kemudian kedua melaksanakan shalat niscaya keduanya tercatat sebagai laki-laki dan perempuan yang gemar berdzikir."
Dzikir dalam rumah tangga adalah bahan bangunan yang akan mengokohkan bangunan rumah tangga penuh dengan nuansa sakinah, mawaddah dan rahmah, jika bahan bangunan tersebut terkikis akibat berhentinya dzikir maka sirnalah keharmonisan rumah tangga. Hakim bin Muhammad berkata: Aku telah mendengar bahwasanya rumah-rumah di surga dibangun dengan (bahan) dzikir, jika mereka berhenti berdzikir, maka para malaikat berhenti membangun. Lalu malaikat ditanya dengan sebab berhenti membangun, mereka menjawab, “Hingga datang bahan-bahan kepada kami.” Untuk itu, meskipun seorang isteri memiliki kesibukan yang luar biasa dalam mengurusi rumah tangga, namun janganlah melupakan diri untuk tidak berdzikir setiap hari, luangkanlah waktu untuk berkomunikasi dengan Allah s.w.t. karena Dia memerintahkan kepada isteri-isteri Rasulullah s.a.w. untuk menghiasi rumah dengan membaca Al Qur'an dan membaca hadits Rasulullah s.a.w, "Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (sunnah Nabimu). Sungguh, Allah Maha Lembut, Maha Mengetahui." (Qs. Al Ahzab: 34) Itulah 10 (sepuluh) kriteria yang menuntun kaum wanita dan para isteri untuk menjadi idaman Allah s.w.t. dan Rasul-Nya dengan menanamkan semua kriteria tersebut dalam wadah keimanan.
Semua itu adalah perhiasan sesungguhnya bagi kaum wanita, perhiasan yang menjanjikan kecantikan lahir dan bathin dan kelak akan ditukarkan dengan perhiasan yang disiapkan Allah s.w.t. di surga. Siapa yang tidak menggunakan perhiasan ini di dunia, kelak ia tidak akan mengenakan perhiasan di surga kelak. Jadilah wanita idaman Allah s.w.t dan Rasul-Nya. Allahumma Ihdinash shiraathal mustaqiim

Mengambil Materi dari : :
http://www.kompasiana.com/arman.rusman/kriteria-wanita-idaman-menurut-islam_55002108a33311377250fcdd





Ayahku

Tugas ini dibuat semata-mata untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh Dosen Ari Ambarwati, M.Pd




      Berprofesi sebagai seorang Pendidik dan berwirausaha sebagai pasang tenda untuk orang menikah. Pendidik dan Pasang tenda adalah pekerjaan yang selalu dilakukan setiap harinya dari sosok yang saya banggakan. Meski mungkin, pasang tenda adalah profesi sampingan terkadang orang juga menyepelekan pekerjaan halal tersebut. Bahkan, mungkin seseorang itu akan merasa tercoreng di muka jika dirinya berada pada posisi profesi tersebut. Karena seperti yang kita ketahui, berprofesi sebagai seorang pasang tenda itu tidaklah mudah. Artinya seseorang itu harus berani susah dan ikhlas untuk menjalankannya. Seperti : harus mau memikul beban berat, kepanasan, mendirikan tenda, kehujanan, dan menyita waktu istirahat.Pekerjaan ini sangat berat. Beliau berangkat pagi untuk memenuhi profesinya sebagai pendidik dan kemudian dilanjutkan lagi sebagai pemasang tenda berakhir pukul 12, 1, bahkan subuh jam 5. Namun, beliau adalah sosok yang tegar dan patah semangat. Beliau adalah seorang ayah yang selalu saya jadikan contoh teladan dalam keluarga saya. Nama ayah saya Afandi Setyoko. Beliau lahir pada tanggal 8 April 1962 di Madiun,Jawa Timur. Beliau adalah anak terakhir dari empat bersaudara. Beliau bersekolah hingga kejenjang yang lebih tinggi karena prinsip kedua orang tua beliau adalah 1 pendidikan, 2 bekerja, 3 menikah. Akhirnya tanggal 1985 beliau diangkat sebagai seorang pendidik di SDN Buring 1 Malang.
      Dari kecil beliau sudah terbiasa hidup susah. Alasan yang membuat beliau memilih berwirausaha sebagai seorang pasang tenda adalah beliau tidak mau menghilangkan kenangan masa kecil sampai beliau berhasil menjadi seorang pendidik. Menurut beliau yang terpenting adalah kita hidup tidak boleh bergantungan dengan orang lain. Semua profesi apapun itu harus kita jalani dengan selalu merekahkan senyuman dan rasa keikhlasan. Meski tanpa bisa dipungkiri setiap pekerjaan itu pasti ada hambatannya. Sekitar tahun 1985, beliau memilih untuk bertransmigrasi ke Malang. Cerita beliau, saat itu di Bumiayu kecamatan kedungkandang beliau bertemu dengan seorang wanita yang umurnya lebih muda dari beliau. Wanita tersebut adalah anak dari kepala sekolah SDN Buring 1 tempat beliau menjadi seorang pendidik. Banyak sekali orang yang tidak senang akan kehadiran beliau di sekolah tersebut. Karena dianggap orang asing beliau berusaha untuk mengikuti kegiatan rutin warga yaitu setiap hari minggu kerja bakti bersama. Dari hal sekecil itu beliau dapat diterima dan menjadi sosok yang dikagumi bagi masyarakat agar tidak berputus asa dalam menghadapi masalah dan selalu tersenyum ramah tanamkan kejujuran pada diri.
       Beliau adalah sosok seorang ayah yang tak pernah mengeluh, rajin, dan semangat. Beliau jarang sekali berkumpul dengan keluarga. Saat beliau bisa berkumpul dengan keluarga beliau selalu menceritakan pengalaman hidup dan bercanda gurau. Beliau tak pernah meminta hal lebih dan beliau selalu menerima semua yang terjadi dikehidupan ini dengan keikhlasan. Bagi saya, beliau adalah harta termahal yang ada dihidup saya. Seorang ayah yang selalu sabar menghadapi sifat dan sikap dari ketiga anaknya. Beliau adalah seorang ayah yang pendiam yang terkadang saya jadikan objek untuk tempat curhat saya. Terkadang saya rindu akan suasana berkumpulnya keluarga. Ayah saya sosok yang luar biasa. Beliau mempunyai sifat-sifat yang sangat membuat saya heran dan bangga terhadap beliau. 1. Seperti tak mempunyai rasa capek dan mengeluh. Semua yang bisa beliau kerjakan sendiri, maka beliau takkan meminta bantuan orang lain meskipun itu dengan anaknya sendiri. 2. Beliau sangat rajin membersihkan rumah. 3. Beliau selalu menerima apa saja makanan yang ibu saya hidangkan saat makan. 4. Beliau adalah orang yang kreatif. Setiap ada waktu luang beliau selalu mengerjakan sesuatu yang tidak pernah beliau lakukan sebelumnya. Senang berekperimen. Namun, terkadang saya sangat merasakan kasihan dengan beliau yang terlalu sangat bersemangat dengan kesibukkan beliau. Karena beliau kini telah menginjak umur 54 tahun. Itu artinya, seharusnya beliau sudah sepantasnya tinggal duduk diam dirumah saja. “Bagi bapak hidup itu memang harus dijalani apa adanya, tapi yang jadi nomor satu itu kejujuran, selalu berusaha. Tekun, kerja keras itu memang harus, namun tidak boleh ngoyo dan jangan muluk-muluk. Ada Allah kok yang selalu disamping kita. Wong hari ini masih bisa melihat dunia, itu sudah nikmat yang luar biasa dan patut untuk kita syukuri”, ungkap beliau.

Selasa, 14 Juni 2016

Kelompok 10  :

Uswatun Hasanah
Riza Umami
Liria Rhosi Effendi 

Blog ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Praktik Jurnalistik yang diampu oleh dosen
Ari Ambarwati, M.Pd.
BIODATA 

  • Uswatun Hasanah, biasa dipanggil Uswah ini lahir pada tanggal 6 Januari 1996. Gadis asal probolinggo ini dulu menempuh pendidikan di SDN Sumberanyar 01 selama 6 tahun. Lalu melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Islam Paiton dan Sekolah Menengah Atas di MA Islamiyah Syafi’iyah.  Kini dia menempuh pendiddikan di Perguruan Tinggi Unisma di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
  • Riza Umami, biasa di kenal dengan sebutan Riza ini lahir pada tanggal 17 Oktober 1996. Gadis 20 Tahun ini menempuh pendidikan selama 6 tahun di MI Raudlatul Ulum, lalu melanjutkan Sekolah Menengah pertama di MTs Raudlatul Ulum, dan menempuh Sekolah Mengah Atas di SMK Terpadu Al- Ishlahiyah. Sekarang santri Al-Amin ini menempuh pendidikan di FKIP Unisma mengambil jurusan Bahasa Indonesia. Ini dikarenakan kecintaannya terhadap bahasa Indonesia sehingga dia memilih jurusan ini.
  • Liria Rhosi Effendi, biasa dipanggil Liria ini lahir pada tanggal 6 Mei 1996. Gadis asal Malang ini dulu menempuh pendidikan di SDN Buring selama 6 tahun. Lalu melanjutkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Malang dan Sekolah Menengah Kejuruan SMK Negeri 6. Setelah di Perguruan Tinggi Unisma di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.